Banyak penghobi yg ingin memelihara ikan koki menemukan kendala
ikannya mudah mati. Sebenarnya dengan sedikit pengetahuan, mitos
tersebut dapat ditepis dengan mudah. Artikel ini dimaksudkan untuk
membantu penghobi supaya ikan koki peliharaannya sehat dan dapat hidup
lama. Pembahasan dalam artikel ini lebih dikhususkan untuk akuarium /
bak yg diletakkan di dalam ruangan / indoor (tidak terkena sinar
matahari).
Ada bermacam2 cara pemeliharaan ikan koki, dan masing2
memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri2. Cara2 itu antara lain:
sistem ganti air, sistem air hijau, sistem filter biologis
Sistem ganti air adalah sistem yg sangat sederhana dan masih
dilakukan sampai saat ini. Bahkan ikan2 koki yg paling mahal seperti
topview seringkali menggunakan sistem ini. Ini membuktikan betapa dgn
cara yg sangat sederhana pun ikan koki dapat hidup sehat. Dalam sistem
ganti air ini, kita hanya perlu menyiapkan air tua dan aerator
(gelembung udara) saja. Biasanya sistem ini diterapkan pada ikan yg
dipelihara dalam bak dgn hanya menggunakan aerator saja, tanpa filter
apapun. Tiap hari airnya diganti dgn air tua. Demikian saja, dan ikan
bisa hidup dgn sehat.
Air tua ini adalah satu konsep penting yg perlu diketahui
penghobi, karena setiap penggantian air selalu disarankan menggunakan
air tua. Yg disebut dgn air tua adalah air biasa yg sudah diendapkan
minimal dan diaerasi minimal satu hari. Air yg mendapat perlakuan
demikian kualitasnya sangat baik, dan sangat cocok untuk ikan
koki.Tujuan diendapkan dan diaerasi adalah untuk menghilangkan kadar
kaporit dan zat2 berbahaya lain di air.
Kualitas air adalah faktor yg sangat menentukan bagi kehidupan
ikan. Dan faktor utama yg mempengaruhi kualitas air adalah kadar amonia.
Amonia inilah racun / pembunuh nomor satu ikan koki. Kalau penghobi
mampu menangani amonia, ia sudah menguasai kemampuan dasar yg membuat
ikan jarang mati. Karena itu amonia adalah satu faktor penting yg harus
diketahui.
Amonia dihasilkan oleh ikan melalui kotoran dan lendirnya.
Tanaman yg mati dan pakan yg tidak habis juga akan menjadi amonia.
Amonia muncul dalam bentuk gelembung / busa kecil2 di permukaan air.
Semakin tinggi kadar amonia, semakin banyak gelembung tsb. Jadi, di satu
sisi, amonia selalu dihasilkan oleh ikan (dan ikan koki adalah
penghasil amonia yg sangat banyak!), di sisi lain, amonia harus
dihindari. Bagaimana caranya? Ketidakmampuan mengelola amonia inilah
sumber kegagalan utama penghobi, sehingga ikan kokinya mudah mati.
Sistem ganti air yg kita sebut tadi adalah salah satu caranya.
Setelah satu hari, kadar amonia akan menumpuk di tempat pemeliharaan
ikan. Karena itu air dikuras, bisa sebagian bisa seluruhnya, dan diganti
dgn air tua. Sehingga dalam tiap penggantian, amonia pun terbuang, dan
ikan bisa tetap sehat. Inilah rahasia dibalik keberhasilan sistem ganti
air. Tentunya penggantian disarankan memakai air yg suhunya sama (karena
itu penggantian dilakukan di pagi atau sore hari pada waktu perbedaan
suhu antara air lama dan air baru tidak terlalu besar). Namun sistem
ganti air ini melelahkan. Penghobi yg sudah cukup senior tidak masalah
dgn sistem ini karena mereka memiliki komitmen yg besar, namun bagi
pemula, kegiatan ini sangat melelahkan.
Artikel ini tidak membahas ttg sistem air hijau karena biasanya air hijau dilakukan untuk pemeliharaan outdoor.
Artikel ini akan lebih banyak mengulas sistem filter biologis (FB).
Berbeda dgn sistem ganti air yg sederhana tapi perawatannya melelahkan,
sistem filter biologis ini persiapannya sedikit membutuhkan waktu namun
perawatannya mudah. Jika sistem ganti air cocok diterapkan untuk
pemeliharaan di bak, sistem FB ini cocok diterapkan di bak maupun
akuarium. Justru sesungguhnya, kolam koi pun menggunakan sistem FB.
Penghobi hendaknya memahami sistem FB ini dengan baik.
FB tidak mengandalkan penggantian air besar2an. FB ini meniru
keadaan sesungguhnya di alam. Amonia diolah oleh bakteri2 pengurai
amonia yg terdapat di alam, sehingga kadar amonia di dalam air relatif
kecil. Jadi bakteri2 inilah yg kita perlukan. Bakteri2 inilah yg harus
kita kembang biakkan di dalam filter kita. Jika filter kita penuh dgn
bakteri pengurai ini, maka air yg masuk ke filter akan diolah oleh
bakteri2 tsb, dan air yg keluar dari filter adalah air dgn kualitas yg
baik. Ketika sistem FB ini berjalan sedemikian rupa, akuarium kita
membentuk satu ekosistem yg seimbang, dan ikan akan sehat tidak mudah
mati. Disinilah rahasianya!
Apa yg perlu kita ketahui ttg bakteri tsb? Bakteri tsb sebenarnya
terdiri dari 2 jenis. Jenis yg pertama mengurai amonia menjadi nitrit.
Jenis kedua mengurai nitrit menjadi nitrat. Proses penguraian ini
membutuhkan oksigen. Darimana kita bisa mendapatkan bakteri tsb? Kalau
filter kita jalankan, dan kita beri ikan dalam akuarium, maka otomatis
akan muncul amonia dalam akuarium. Dgn adanya amonia tsb, maka bakteri
perlahan2 akan muncul dengan sendirinya. Kita tidak perlu mencarinya
kemana2! Yg kita perlukan hanya menunggu kira2 sebulan sampai filter
kita matang (bakteri sudah berkembang biak dalam jumlah cukup).
Dibagian
mana dari filter bakteri2 itu hidup? Bakteri2 itu membentuk koloni di
permukaan benda yg terendam air di dalam filter. Jika filter kita berupa
sebuah kotak kosong saja, maka bakteri akan menempel di dinding2 dan
lantai kotak tsb yg terendam air. Tapi bukankah sayang jika kotak filter
itu dibiarkan kosong. Seandainya kita taruh sebuah batu di dalam
filter, maka bakteri juga akan memenuhi permukaan batu tadi.
Ini tentunya meningkatkan jumlah bakteri dalam filter. Bagaimana
caranya supaya jumlah bakteri dlm filter kita bisa sebanyak mungkin?
Yaitu dgn menaruh media (benda) tertentu di dalam filter yg bisa
memaksimalkan luas permukaan yg bisa dijadikan rumah oleh bakteri.
Karena itu kita sering mendengar istilah rumah bakteri / media. Setelah
melalui penelitian, media2 yg dapat digunakan untuk memaksimalkan jumlah
bakteri (dan tidak membuat buntu aliran air tentunya) adalah bioball,
spons berongga atau kerikil.
Bioball adalah bola2 plastik berwarna hitam
berbentuk seperti rambutan (berduri2) atau bola berlapis-lapis,
biasanya digunakan di filter2 koi. Akuarium dalam ruangan (indoor)
selain menggunakan bioball dapat pula menggunakan spons berongga atau
kerikil, karena relatif lebih rapat, sehingga luas permukaan lebih
banyak. Untuk akuarium, spons dan kerikil tidak membuat buntu, namun
untuk kolam outdoor, dapat menyumbat aliran air. Isilah filter dengan
media2 tsb, namun di atasnya tambahkan kapas dacron untuk menyaring
partikel2 supaya air bening. Kapas ini sebaiknya ditaruh paling atas
menghadang air yg pertama masuk dari akuarium. Biasanya sisa uraian
bakteri adalah berupa kotoran yg mengendap, yg dapat disedot menggunakan
selang siphon.
Inilah pengetahuan2 yg kita perlukan.
Apa yg perlu kita ketahui
ttg filter? Filter terdiri dari wadah filter, pompa dan sistem
sirkulasinya. Bentuk wadah filter tidak masalah, bisa filter samping,
atas, bawah, luar, dalam, dll. Bisa tidak bersekat, bisa bersekat dua
atau lebih. Wadahnya pun bisa beli jadi, bisa merakit sendiri
menggunakan barang2 seperti talang air, ember, dll sesuai kreativitas
dan dompet. Usahakan wadah filter bervolume 25% dari volume akuarium.
Itu volume yg disarankan. Tapi jika tidak memungkinkan, kadang filter
15% volume pun dapat berjalan dgn baik. Pompa dengan wadah filter dapat
dihubungkan dengan pipa atau selang. Pompa jangan terlalu kecil maupun
terlalu kencang. Jika terlalu kecil, air tidak tersirkulasi dgn baik.
Jika terlalu kencang, bakteri tidak mendapat kesempatan untuk
menguraikan amonia. Arus yg terlalu kencang juga tidak nyaman bagi ikan
koki. Pompa dapat ditaruh di akuarium maupun di filter, tergantung
sistem sirkulasi yg kita miliki.
Yg penting, untuk satu akuarium,
gunakan satu pompa saja. Pompa bisa digunakan untuk menyedot air dari
akuarium ke filter, atau untuk membawa air dari filter ke akuarium.
Namun tidak boleh untuk kedua2nya secara bersamaan, karena meski daya
sedot yg tertera di labelnya sama, pada kenyataannya pasti berbeda, bisa
mengakibatkan air meluber. Usahakan jarak antara air yg disedot masuk
ke filter dan air yg menggerojok keluar dari filter sejauh mungkin,
supaya sirkulasi menyeluruh. Usahakan air yg keluar bisa berbentuk
gerojokan, karena ini dapat menambah kadar oksigen.
Lampu sebaiknya dinyalakan meniru siklus matahari, atau paling
tidak 10 jam perhari. Boleh ditambahkan aerator. Kerikil atau pasir
untuk dasar akuarium boleh, tapi polos tanpa itupun baik, karena kerikil
kadang menjebak kotoran di sana.
Sekarang bagaimana mempersiapkan
akuarium dgn FB? Pertama, isi akuarium dgn air tapi tanpa ikan dan
jalankan filter. Ini untuk membuat air tua. Pada hari kedua, masukkan
ikan kecil yg sehat (pastikan ikan tsb sehat!) dan jangan diberi makan.
Adanya ikan akan memunculkan amonia dalam jumlah kecil. Ini akan memicu
tumbuhnya bakteri. Biarkan selama seminggu. Pada minggu kedua, ikan
boleh mulai diberi makan sedikit saja dan satu kali setiap tiga hari.
Benar, satu kali setiap tiga hari. Tujuannya untuk menambah jumlah
amonia secara bertahap. Biarkanlah siklus ini berjalan sampai sebulan.
Pada dua minggu pertama, akan terbentuk bakteri jenis pertama di filter.
Pada dua minggu berikutnya, bakteri jenis kedua akan muncul.
Selama
itu, jalankan filter, lampu, dan aerator secara normal. Setelah genap
sebulan, maka jadilah ekosistem kita. Ekosistem ini merupakan
keseimbangan antara jumlah bakteri, jumlah ikan, frekwensi dan jumlah
pakan, sinar lampu, kadar oksigen, jumlah lumut, dll. Semuanya membentuk
suatu keseimbangan. Jagalah keseimbangan ini, maka ikan akan senantiasa
sehat. Air di akuarium akan kelihatan kekuningan / kehijauan, namun
bening dan jernih.
Setelah genap sebulan, kita dapat mengeluarkan
ikan test fish tadi. Sekarang kita dapat memasukkan ikan2 yg lebih baik
yg kita suka. Tentunya dgn bertambahnya ikan dan frekwensi pakan, kita
mengganggu keseimbangan ekosistem tsb. Karena itu, lakukanlah secara
bertahap, sehingga ekosistemnya selalu bisa menyesuaikan diri.
Bagaimana perawatan FB? Sederhana. Saya sebutkan bahwa hasil
olahan dari bakteri tadi adalah nitrat. Nitrat ini adalah zat yg relatif
tidak berbahaya bagi ikan. Namun lama kelamaan jika terlalu banyak juga
akan berbahaya. Karena itu, untuk jangka panjang, kita perlu mengatasi
nitrat. Untunglah ada 2 cara sederhana mengatasi nitrat. Yg pertama
adalah dengan membiarkan tanaman air dan lumut tumbuh di akuarium.
Mungkin tanaman air kurang cocok karena sering dirusak oleh ikan koki.
Tapi lumut biarlah menempel di dinding. Nitrat ini adalah pupuk bagi
tanaman dan lumut. Tanaman dan lumut membantu mengurai nitrat.
Cara
kedua yg disarankan adalah dengan melakukan penggantian air sebanyak 20%
saja setiap minggu atau dua minggu sekali. Tentu saja gantilah air dgn
air tua. Juga gantilah kapas dacron sewaktu kotor. Hanya itu saja
perawatan yg diperlukan.
Jika memiliki waktu senggang lebih banyak, dapat ditambahkan dengan
melakukan siphon / penyedotan kotoran dan sering2 membersihkan dinding
depan kaca akuarium dari lumut. Sederhana sekali bukan? Apakah perlu
menguras total? Saya katakan tidak perlu bahkan setahun pun belum tentu
perlu menguras! Pengurasan dilakukan hanya jika akuarium terkontaminasi
penyakit sehingga harus dikeringkan untuk membunuh bibit penyakit tsb.
Filter
biologis-nya pun tidak perlu dikuras kecuali buntu oleh banyaknya
endapan kotoran. Itu kira2 kita lakukan 3 atau 6 bulan sekali, kadang
bahkan setahun sekali. Jika kita menguras filter, jangan membersihkannya
seperti mencuci piring! Jangan menggunakan sabun. Dan jangan terlalu
bersih! Cukup dgn mengguyur media supaya endapannya keluar. Sedapat
mungkin kita berusaha mempertahankan keberadaan bakterinya! Jika sampai
bersih, berarti banyak bakteri yg hilang. Apalagi kalau dgn sabun,
berarti bakterinya mati. Kita harus mulai dari awal lagi.
Ada penghobi yg menambahkan arang / batu zeolit dalam filternya.
Arang / batu zeolit memiliki kemampuan untuk menyerap racun2 dan amonia.
Penanganan amonia dgn cara ini disebut dgn istilah filter kimia. Namun
zat2 tsb dapat membunuh bakteri pengurai di FB. Karena itu, saya tidak
menyarankan penggunaan arang/ zeolit untuk akuarium ikan koki.
Bagaimana memelihara ikan koki dalam akuarium? Nyalakan lampu
sedapat mungkin memakai siklus matahari. Jangan memelihara terlalu
banyak ikan, pastikan ikan mendapat cukup ruangan yg lega. Jangan
memberi makan terlalu banyak. Ikan yg gendut memang cepat besar dan
lucu, namun sama seperti manusia, ikan yg gendut staminanya kurang baik.
Ikan yg gendut juga menghasilkan amonia lebih banyak. Ikan koki adalah
ikan yg selalu lapar. Ini dapat menjadi tolok ukur kita akan kesehatan
ikan. Jika ikan koki tidak lapar, maka kemungkinan besar ia sakit. Tapi
janganlah kita selalu memenuhi nafsu makan ikan ini. Itu hanya akan
membuatnya cepat mati. Jika memberinya makan, berilah pakan dalam jumlah
yg dapat langsung habis dalam 5 menit. Setelah habis, boleh diberi satu
atau dua kali lagi. Sehari berilah dua kali atau 3 kali saja, atau
bahkan sehari sekalipun boleh.
Karena ikan dipelihara dalam akuarium, tentunya kita tidak mengejar
pertumbuhan yg pesat bukan? Jika kita hendak mengejar pertumbuhan,
pastikan amonia terkontrol dgn baik. Jika hendak bepergian jauh, cukup
pastikan filter berjalan dgn baik dan ikan tidak perlu diberi makan.
Ikan koki tahan tidak makan selama dua minggu dan sehat2 saja. Penyakit
biasanya datang dari ikan baru. Karena itu, hati2lah dalam membeli ikan
yg baru. Pastikan ia tidak sakit. Cara yg benar dalam menangani ikan
baru adalah dgn meng-karantina ikan tsb terlebih dahulu barang beberapa
hari di akuarium / bak yg lain untuk memastikan kesehatannya. Dalam kita
menangani ikan, baik ikan yg baru datang maupun memindah ikan dari
tempat yg satu ke tempat yg lain, cara yg benar adalah memakai gayung.
Jadi kita tidak memegang langsung tubuh ikan tsb. Dan biarlah air dari
tempat yg baru bercampur perlahan dengan air dari tempat yg lama, supaya
ikan bisa ikut menyesuaikan diri sedikit demi sedikit.
Dengan memahami sistem FB ini, penghobi sudah mampu memelihara
ikan koki dengan baik dan ikan tidak gampang mati. Pengetahuan ini sudah
mencakup sebagian besar dari pengetahuan yg diperlukan dan sudah
memadai. Sisa pengetahuan dasar lain yg diperlukan adalah ttg mengobati
ikan yg sakit.
Penyakit ikan yg paling sederhana adalah adanya kutu
dan cacing jangkar. Biasanya ikan2 yg berasal dari peternak membawa
penyakit2 ini. Kutu adalah hewan kecil berbentuk bulat transparan
berpola kehitam2an yg menyedot darah ikan, seperti lintah. Sedang cacing
jangkar biasanya tampak seperti sebuah jarum berwarna putih atau hitam
yg mencuat dari tubuh ikan, yg jika dicabut, ternyata memiliki akar
seperti jangkar yg tertanam dalam tubuh ikan. Dalam jumlah kecil
keduanya tidak mematikan, tapi membuat ikan kurang aktif. Keduanya mudah
dibasmi dengan dicabuti menggunakan kuku atau pinset secara menyeluruh.
Tiga hari lagi, ulangi pencabutan menyeluruh itu untuk memastikan sisa2
kutu dan cacing jangkar yg kelewatan pada pemeriksaan pertama. Cara
lain adalah dgn menggunakan obat dgn nama dimilin.
Penyakit lain adalah penyakit kulit / penyakit luar yg muncul
dalam berbagai bentuk. Bisa menyerang insang atau sisik ikan. Biasanya
ikan tampak kemerah2an berdarah, atau muncul selaput putih, atau kapas
atau bintik putih (white spot), dll. Khusus white spot, jika bintik
putih ini tampak pada ikan dalam jumlah banyak, kemungkinan besar
akuarium sudah tercemar dgn telur white spot, sehingga harus dikuras
total dan dikeringkan, dan di set-up ulang lagi. Kebanyakan penyakti
luar ini dapat diatasi dengan penggunaan garam dan metilin blue. Obat
lain yg sering digunakan adalah elbayu (japanese yellow powder).
Semuanya tersedia di toko ikan. Cara pengobatannya, selalu pindahkan
ikan ke tempat karantina terlebih dahulu. Jangan mengobati ikan di
akuarium utama, karena dapat membunuh bakteri dalam filter. Tempat
karantina ini bisa berupa sebuah bak cuci pakaian, ember, akuarium
kecil, dll. Di sana, berilah air tua dan aerator. Masukkan ikan.
Berilah garam ikan kualitas baik kira2 setengah kepal tangan untuk 10lt
air. Tambahkan pula metilin blue (dapat dibeli dgn merk2 yg sudah ada
berbentuk cairan, dapat pula dibeli dalam bentuk aslinya yakni bubuk)
sampai air terlihat biru. Jika birunya pucat, berarti kurang. Jika
birunya pekat, berarti terlalu banyak.
Biarkan sampai sehari. Keesokan
harinya, gantilah total air dalam bak karantina tsb. Ganti pula garam
dan obatnya. Pastikan suhu air yg baru tidak terlalu beda jauh dgn air
yg lama. Lakukan ini sampai 3 atau 4 hari hingga kondisi ikan pulih.
Kebanyakan penyakit ikan koki adalah pada kategori ini.
Bagaimana kita mengetahui ikan sakit? Jika kita melihat ikan
tidak nafsu makan, kita perlu waspada. Jika kita melihat ikan diam di
pojok atau di atas air, itu tanda ikan sakit. Tanda lain yg kita
perhatikan adalah ikan lebih banyak menutup sirip perutnya, malas
berenang, insangnya tidak bergerak (menutup rapat) baik salah satu atau
kedua2nya (kelihatan dari atas), berenangnya sempoyongan, atau kadang
berenangnya hiperaktif menabrak2, dll. Jika muncul tanda2 itu, maka kita
perlu segera mengkarantina ikan. Sebaiknya langsung gunakan garam dan
met blue seperti yg telah disebutkan.
Sebenarnya penggunaan garam
adalah teknik penting yg perlu dikuasai oleh penghobi koki. Dalam
akuarium utama, beberapa ahli menyarankan memberikan 0.3% garam untuk
pencegahan penyakit (berdasarkan berat). Kadar 0.3% itu adalah kadar yg
efektif dalam menekan bakteri jahat dan kadar yg tidak merusak bakteri
dalam filter biologis. Di atas kadar itu, bakteri dalam filter kitapun
ikut mampus.
Penyakit yg lebih berat adalah penyakit dalam. Ini
muncul dalam bentuk perut ikan bengkak, atau penyakit2 lain yg tidak
kelihatan. Penyakit ini jarang, dan jika terjadi, agak sulit ditolong.
Pengobatannya adalah dengan antibiotik, sama seperti yg dipakai oleh
manusia. Tentu saja untuk ikan2 mahal kita selalu dapat meminta
pertolongan dokter hewan.
Bagi pemula, disarankan untuk memelihara ikan koki dari jenis
ryukin atau oranda terlebih dahulu, karena ikan2 ini dianggap lebih kuat
dan lebih mudah ditangani, serta harganya pun tidak mahal. Ada ikan2
koki yg kurang baik untuk dipelihara bersama dgn koki jenis lain,
seperti mutiara tikus, mata kantong dan celestial. Ikan2 ini cenderung
kalah dalam bersaing merebut makanan, dan sering dijahili oleh ikan2
koki lainnya. Dengan meningkatnya daya apresiasi dan kemampuan
penanganan, penghobi dapat mencoba ikan2 yg lebih mahal seperti ranchu
sideview yg terkenal dgn lengkung punggungnya, atau jenis2 lain
(termasuk ryukin dan oranda) dgn kualitas yg lebih tinggi. Jenis koki yg
paling bergengsi adalah ranchu topview dan tosakin, yg menyandang gelar
sebagai the king and the queen of goldfish, yg mana keindahannya harus
dinikmati dari atas.
Kenikmatan memelihara ikan koki ada berbagai macam. Yg paling
sederhana adalah memelihara dan tidak mati, sehingga keindahannya yg
dapat menghilangkan stress itu dapat direguk sepenuhnya. Ada pula yg
memiliki kebanggaan karena dapat mengkoleksi ikan2 berkualitas. Ada yg
senang melengkapi segala jenisnya. Ada yg menikmati kegiatan memacu
pertumbuhan ikan. Ada yg menikmati berkompetisi dalam kontes. Ada yg
menyukai kegiatan breeding. Ada yg suka bereksperimen dgn pemeliharaan
di kolam outdoor. Dan masih banyak lagi.
Inilah informasi2 sederhana tentang pemeliharaan ikan koki yg
diperlukan oleh pemula. Banyak teman yg telah menerapkan cara2 ini
merasa puas dengan hasilnya. Ikan kokinya tidak lagi gampang mati.
Harapan saya, pengetahuan dasar ini akan membantu hobiis untuk lebih
percaya diri dalam memelihara ikan koki. Dengan bertambahnya kepercayaan
diri, maka dunia koki akan semakin ramai. Koki adalah ikan yg pendamai,
diharapkan hobi koki ini berperan pula dalam menciptakan masyarakat yg
lebih damai.
Ranchu Topview, Tosakin, Ranchu Sideview, Black
Ranchu, Ryukin, Oranda, Red cap, Calico, Sakura, Blue Oranda, Lionhead,
Telescope Eye, Butterfly, Demekin, Blackmoore, Bulldog, Panda, Pompom,
Pearl Scale, Crown Pearl Scale, Bubble Eye, Celestial Eye, Phoenix,
Jikin, Comet, and many more
Tips:Meningkatkan warna: butuh sinar matahari, lumut, alga, spirulina, astaxantin, beta karoten.
Menumbuhkan jambul: butuh lemak tinggi (bloodworm beku, cacing sutra)
Membesarkan size: butuh ruang yg luas, dan pakan berprotein tinggi, dan intensitas makan yg tinggi
Untuk ikan dewasa: jangan makan tinggi lemak maupun tinggi protein, umur bisa panjang.
Untuk ekor yg mekar: arus jangan terlalu kuat.
Sumber :
http://www.klikbatam.com/index.php/memelihara-ikan/100-ikan-koki/1129-pengetahuan-dasar-pemeliharaan-ikan-koki